RINGTIMES BANYUWANGI – Peperangan antara Rusia terhadap Ukraina masih bergejolak dan menimbulkan polemik baru.
Gencatan senjata yang meresahkan kancah internasional ini menyeret Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Chernobyl.
Tepat pada 24 Februari 2022 lalu, PLTN Chernobyl telah direbut dan diambil alih oleh pasukan Vladimir Putin.
Pada saat bersamaan tersebut PLTN Chernobyl tidak berfungsi kembali seperti sebelum adanya invasi Rusia ke Ukraina.
Baca Juga: Keberanian Rakyat Indonesia Menentang Hegemoni AS Membuat Putin Kagum, Pakar Unpad: Kita Bersyukur
Ironisnya, PLTN Chernobyl hingga saat ini telah berhenti mengirimkan data ke Badan Pengawas Atom PBB.
Menurut badan pengawas PBB, Chernobyl sudah tidak lagi mengirimkan data kepada PBB setelah hampir dua minggu lamanya.
Hal ini terjadi secara bertahap sejak pasukan Rusia yang menginvasi Ukraina telah merebut pabrik.
Kepala badan Badan Energi Atom Internasional Rafael Grossi mengindikasikan bahwa transmisi data jarak jauh dari sistem pemantauan pengamanan yang dipasang di PLTN Chernobyl telah hilang.
Baca Juga: Salah Satu Orang Indonesia Ungkap Alasannya Dukung Invasi Rusia ke Ukraina: Vladimir Putin Pro-Islam