Padahal, jauh sebelum pengambilalihan Taliban, tim tanggap darurat Afghanistan telah dikerahkan untuk menangani bencana alam yang sering melanda negara itu.
Tetapi kini hanya segelintir pesawat dan helikopter yang layak terbang yang tersisa sejak Taliban kembali berkuasa.
Hal inilah memberikan banyak tanggapan langsung dari masyarakat Afganistan. Karim Nyazai yang berada di ibu kota provinsi telah kembali untuk menemukan desanya yang hancur dan menemukan 22 anggota keluarga besarnya telah tewas.
"Saya hidup jauh dari keluarga saya yang tinggal di desa terpencil di distrik Gyan. Saya pergi ke sana setelah saya mendapatkan menemukan mobil di pagi hari," ucap Karim seperti dikutip dari The Guardian.
Baca Juga: Burkini Dilarang di Kolam Renang Umum Grenoble Prancis dengan Alasan Melanggar Prinsip Netralitas
Karim menambahkan, pemandangan desa pada saat itu sudah dalam kondisi terkubur. Banyak warga yang berhasil keluar, kemudian membantu mengeluarkan tubuh korban lain yang masih tertimpa puing-puing. Banyak mayat yang berbungkus selimut.
“Saya kehilangan 22 anggota keluarga besar, termasuk saudara perempuan saya, dan tiga saudara laki-laki saya. Lebih dari 70 orang di desa meninggal.” ujar Karim.
Salah satu korban selamat, Arup Khan (22) menggambarkan kondisi ketika gempa terjadi.
“Itu adalah situasi yang mengerikan. Ada tangisan di mana-mana. Anak-anak dan keluarga saya berada di bawah lumpur.” ujar Arup Khan.
Baca Juga: Mantan Perdana Menteri Malaysia: Seharusnya Singapura dan Kepulauan Riau Bagian dari Kita