Ini merupakan awal dari serangkaian panjang ketidaksesuaian antara apa yang tampak dan apa yang nyata. Satu-satunya anggota G-30-S yang namanya diumumkan dalam pernyataan pertama itu ialah Letnan Kolonel Untung.
Baca Juga: Akibat Foto dan Video Tak Senonoh Ibunya Tersebar, Anak SMP Laporkan Pelaku ke Polisi
Ia menyatakan diri sebagai komandan batalyon pasukan kawal presiden yang bermaksud mencegah “kup kontra-revolusioner” oleh sebuah kelompok yang dikenal sebagai Dewan Jenderal.
Jenderal-jenderal tak bernama ini “bermaksud jahat terhadap Republik Indonesia dan Presiden Sukarno” dan berencana “mengadakan pameran kekuatan (machtsvertoon) pada hari Angkatan Bersenjata 5 Oktober.”
Bertindak menentang para perwira atasan mereka, pasukan-pasukan di dalam G-30-S tampaknya didorong oleh kesetiaan mereka yang lebih tinggi, yaitu kepada Presiden Sukarno, Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata.
Baca Juga: Tidak Apa-apa Mengulum Kemaluan Suami, Begini Hukumnya Menurut Islam
Berita itu menyatakan bahwa G-30-S telah menahan “sejumlah jenderal” dan akan segera mengambil langkah lebih lanjut.
Direncanakan akan ada “tindakan-tindakan di seluruh Indonesia yang ditujukan kepada kaki tangan dan simpatisan-simpatisan Dewan Jenderal.”
Siapa saja yang akan melaksanakan aksi-aksi itu tidak disebutkan. Suatu badan bernama “Dewan Revolusi Indonesia” akan dibentuk di Jakarta dan akan bertindak sebagai semacam kekuasaan eksekutif.
Baca Juga: Tak Hanya Bikin Mabuk, Kecubung Dapat Redakakan Pegal Linu dan Rematik