Rusia Diduga Bombardir Masjid di Mariupol, 80 Warga Sipil Terancam

14 Maret 2022, 20:04 WIB
Rusia diduga telah menembaki Masjid di wilayah Mariupol, Ukraina dan sekitar 80 warga sipil sedang berlindung di sana. /

RINGTIMES BANYUWANGI - Serangan militer Rusia terhadap Ukraina di wily Mariupol semakin mengerikan. 

Pasalnya, Rusia diduga telah memborbardir masjid di sekitar Mariupol dan membuat warga sipil Ukraina ketakutan dengan serangan tersebut. 

Walaupun sanksi Internasional telah diberikan tetapi tetap saja invansi Rusia terhadap Ukraina makin terus berjalan. 

Baca Juga: AS Mengeluarkan 200 Juta Dolar untuk Senjata Pertahanan Ukraina Setelah Penembakan Rusia

Sebagaimana yang dilansir dari laman Al-Jazeera pada Senin, 14 Maret 2021, Rusia menembaki masjid di Mariupol yang terletak di sebelah Ukraina Selatan.  

Sebelumnya masjid tersebut merupakan tempat perlindungan 80 orang warga sipil termasuk orang dewasa dan anak-anak. 

Selain itu Kementerian Luar Negeri juga mengatakan melalui Twitter bahwa terdapat warga Turki pula yang ikut mencari perlindungan saat masjid sedang dibombardir.

Baca Juga: Rusia Dibantu China Bersiap Hadapi Sanksi Barat, Persahabatan Putin dan Xi Jinping Terbukti Kuat 

Seperti yang dikatakan Kementerian Luar Negeri dalam Twitter, "lebih dari 80 orang dewasa dan anak-anak bersembunyi di sana untuk menghindar dari penembak, termasuk warga Turki."

Namun dalam keterangan tersebut tidak disebutkan apakah ada yang terluka atau tidak. Lalu dari pernyataan itu pihak Moskow langsung membantah bahwa mereka tidak pernah menargetkan wilayah sipil.

Selain itu Ukraina juga menuduh Rusia melakukan blokade di wilayah Mariupol sehingga menyebabkan ratusan ribu orang terjebak di wilayah tersebut. 

Baca Juga: Spider Man: No Way Home Berhenti Tayang di Rusia, Sony Pictures Berharap Resolusi Damai Segera Ditemukan

Lalu pihak Putin malah menyalahkan Ukraina bahwa mereka telah gagal melakukan tindakan evakuasi terhadap warganya. 

Tidak hanya sehari Mariupol telah terkepung selama 2 minggu oleh pasukan militer Putin, yang mana situasi pelabuhan ajuga tidak memungkinkan mereka untuk keluar dari sana.

Para pencari perlindungan juga telah kehabisan air, alat pemanas, dan juga kehabisan makanan. Dalam menanggapi hal tersebut Dmytro Kulebo Menteri Luar Negeri men-tweet pada hati Jumat. 

Baca Juga: Kejam, Terkuak Tindakan Tentara Rusia Tembaki Wanita dan Anak-anak di Ukraina

“Mariupol terkepung saat ini telah menjadi bencana kemanusiaan terburuk di planet ini. Sudah ada 1.582 warga sipil tewas dalam 12 hari.”

Serangan di wilayah itu juga telah menghilangkan beberapa nyawa termasuk anak-anak. Lalu sebuah upaya juga sedang dilakukan agar bisa mengevakuasi warga sipil ke Zaporizhzhia yang jaraknya sekitar 200 km. 

Warga Ukraina juga membenarkan bahwa pasukan Putin telah menyerang rute evakuasi, dan mencegah mereka pergi dari wilayah itu. 

"Saya sangat berharap hari ini akan berjalan dengan baik, bahwa rute yang direncanakan akan dibuka dan Rusia akan memenuhi kewajibannya mengenai ketaatan terhadap gencatan senjata,” kata Vereshchuk Wakil Perdana Menteri Ukraina dalam sebuah video yang diunggah di web kepresidenan.***

Editor: Suci Arin Annisa

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler