Makam Misterius Berusia 1.800 Tahun dengan Tulisan 'Kutukan' Ditemukan Arkeolog Israel

19 Juni 2022, 22:05 WIB
Ilustrasi. Arkeolog Israel menemukan makam misterius dengan tulisan 'kutukan'. /Pixabay/drippycat/

RINGTIMES BANYUWANGI - Seorang arkeolog menemukan makam yang berusia 1.800 tahun di Pemakaman Beit She'arim di Galelia.

Makam tersebut diketahui milik seorang penganut Yudaisme bernama Yakub, yang di mana ditemukan kalimat yang dituliskan dengan tinta merah pada bagian tutup batu kuburan. Tulisan tersebut berisikan peringatan pada dunia agar tidak membuka makamnya.

Makam itu pertama kali ditemukan setahun yang lalu di taman nasional. Makam Yakub dikabarkan melalui siaran pers  Universitas Haifa dan Ororitas Barang Antik Israel (IAA) pada 1 Juni 2022. 

Baca Juga: NATO Deklarasikan Rusia Sebagai Ancaman, Konflik dengan Ukraina Bisa Berkepanjangan

Dalam siaran tersebut, menyebutkan bahwa prasasti itu dikirim ke IAA yang bertanggungjawab untuk melestarikan dalam misi untuk dipajang.

Secara total terdapat 300 prasasti dalam empat bahasa telah ditemukan di pemakaman Beit She'arim hingga saat ini.
 
Berbagai arkeolog berpendapat, makam Yakub berasal dari periode Romawi akhir atau awal Bizantium.
 
Berdirinya prasasti tersebut memberikan petuah sendiri dari apa yang tertulis pada tutup batu yang berisikan, "Yakub (Iokobos) adalah orang yang bertobat dan bersumpah pada dirinya bahwa siapa pun yang membuka kuburan ini akan dikutuk".
 
Lalu setelahnya, pernyataan itu dilanjutkan dengan garis merah tebal dan bertuliskan, "Berusia 60 tahun."
Baca Juga: Amerika Serikat Berikan Kecaman ke TikTok, Usai Video Indikasi Pro Rusia Beredar
 
Adanya kalimat peringatan yang akan berakhir kutukan seringkali disangkutpautkan dengan kematian dan mayat, sehingga membuat Prof. Jonathan Price dari Universitas Tel Aviv, mengeluarkan pendapat bahwa kalimat yang tertulis pada tutup batu itu merupakan bahasa Yunani yang ganjil.

“Saya yakin dia (Yakub) telah mempersiapkan batunya sebelum dirinya meninggal. Apakah dia menulis dengan tangannya atau tidak, kami tidak tahu secara pasti. Meskipun bentuk hurufnya cukup bagus dibandingkan dengan prasasti buatan lainnya. Saya pikir, begitulah dia berbicara,” ujar Prof. Jonathan.

Di masa kuno, menurut Prof. Jonathan, sudah bukan hal yang aneh bagi individu untuk membuat penanda kuburan mereka sebelum ajal menjemput. Oleh karena itu, tidak aneh jika Yakub memperingatkan akan adanya kutukan bagi siapa pun yang membuka makamnya.

Di dalam Situs Warisan Dunia UNESCO, Beit She'arim dianggap sebagai tempat peristirahatan terakhir Yehuda HaNasi, rabi terkemuka abad ke 2 M yang ditugaskan menyunting buku Mishnah dan merupakan kepala Sanhedrin.

Baca Juga: Pemerintah Arab Saudi Larang Peredaran Mainan Anak Berbau LGBT

Setelah Yehuda HaNasi dikebumikan, orang-orang Yahudi dari seluruh wilayah melakukan upaya besar untuk dimakamkan di sana juga. Maka demikian, Prof. Jonathan berkata bahwa Beit She’arim dikenal sebagai tempat pemakaman internasional bagi orang Yahudi dari seluruh timur, termasuk Yaman, Palmyra, dan di seluruh Tanah Suci kuno.

Direktur penggalian Beit She'arim Universitas Haifa Prof. Adi Erlich mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa sangat mengesankan jika di mana di era agama Kristen menjadi agama yang dominan, namun kini temuan banyak terjadi pada agama Yudaisme.

“Meskipun agama Yudaisme menurun, karena dikaitkan dengan sejarah pemberontakan Yahudi yang gagal dan juga kuatnya penyebaran agama Kristen di kekaisaran, kita melihat bahwa masih ada orang yang memilih untuk bergabung dengan agama Yahudi dan bahkan dengan bangga menyatakannya,” kata Erlich.***

Editor: Al Iklas Kurnia Salam

Sumber: Time of Israel

Tags

Terkini

Terpopuler