Pertemuan Jokowi dengan Para Pebisnis dan Investor UEA Telah Menghasilkan 4 Kesepakatan

2 Juli 2022, 11:00 WIB
Dalam pertemuan bersama para pebisnis & investor UEA, Presiden Jokowi menghasilkan 4 kesepakatan dengan para investor dan pebisnis UEA. /Dok. setkab.go.id

RINGTIMES BANYUWANGI - Setelah agenda misi perdamaian ke Ukraina dan Rusia, kini Presiden Jokowi berserta dengan rombongan berkunjung ke Abu Dhabi, Uni Emirate Arab (UEA).

Presiden Jokowi tiba di Abu Dhabi pada Jumat, 1 Juli 2022 dan langsung bertemu dengan Presiden UEA Sheikh Mohamed bin Zayed bin Sultan Al Nahyan.

Tujuan kunjungan Presiden Jokowi ke UEA adalah untuk membahas tentang kerja sama ekonomi hingga investasi Bersama pebisnis dan investor UEA.

Baca Juga: Presiden Jokowi Bertemu Vladimir Putin untuk Jadi Jembatan Komunikasi dengan Volodymyr Zelenskyy

Dalam dialog dengan sejumlah pebisnis dan investor UEA, Jokowi turut di temani oleh Erick Thohir dari Menteri BUMN.

Pebisnis dan para investor UEA antara lain, National Security Advisor Sheikh Tahnoun bin Zayed Al Nahyan, CEO Group G42 Ltd Peng Xiao, CEO Abu Dhabi Holding Mohamed Hassan Al Suwaidi, dan Executive Director Lulu Group Ashraf Ali.

Selain Erick Thohir, presiden juga didampingi Mendag Zulkifli Hasan, Dubes RI untuk UEA Husin Bagis, Kepala Badan Otorita IKN Bambang Susantono, dan Kepala Indonesia Investment Authority (INA) Ridha Wirakusumah.

Baca Juga: Presiden Jokowi Bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Kyiv

Menurut keterangan Erick Thohir, para investor serta penguasa UEA memiliki niatan untuk melakukan kerja sama dan optimis terhadap beberapa proyek yang akan dibangun antar kedua negara.

Dari kunjungan tersebut, Menteri BUMN menguraikan bahwa tercipta empat kesepakatan bersama para pengusaha dan investor tersebut

Dilansir dari laman resmi Presiden RI, Sabtu, 3 Juli 2022, berikut 4 poin hasil kunjungan Jokowi di Abu Dhabi.

Baca Juga: Ibu Negara Iriana Jokowi Serahkan Bantuan Kemanusiaan di Ukraina

1. Transaksi Mutualisme terkait Logistik dan Rantai Pasok

Dalam dialog tersebut, Erick berpendapat bahwa Indonesia dan UEA dapat menjadi mitra yang saling menguntungkan di era ketikdakpastian logistic dan rantai pasok di di dunia saat ini.

Di dalm kemitraan tersebut, Indonesi berperan sebagai pusat suppy chains yang kata sumber daya alam energi, pangan, dan lain-lain yang dapat melengkapi kebutuhan UAE.

Sedangkan UAE dapat menjadi jendela transaksional untuk mengirimkan sumber daya dan produk-produk dalam negeri ke negara lain. Otomatis lapangan kerja yang sangat besar akan terbentuk dari sana.

Baca Juga: Presiden Jokowi Berangkat di Ukraina dengan Kereta

2. Ibukota Nusantara (IKN)

Poin yang kedua adalah pembuatan ibukota baru. Menurut Erick pemerintah perlu menyiapkan kota masa depan untuk penduduk yang saat ini dominan berusia muda.

Sekitar 50 juta penduduk Indonesia berusia muda, menurut Erick hal tersebut harus dibarengi dengan sistem teknologi yang terbarukan.

UEA sendiri, terkhususnya Abu Dhabi sangat optimis dan melihat adanya dibuatnya IKN ini sebagai sesuatu yang baik.

3. Pembangunan Wisata Laut dalam Konteks Ekonomi Biru (Blue Economy)

Keinginan Jokowi adalah pembangunan ekonomi biru ini dapat berpartisipasi untuk menjaga alam Indonesia dan mencegah terjadinya eksploitasi.

Baca Juga: Agenda Kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia Mendapatkan Pengamanan Ketat dari Tiga Pasukan Elit TNI

Tidak hanya sekedar sebagai entertainment dan turisme, direncanakan pembangunan peta biru secara menyeluruh kini sedang disusun untuk mencapai wisata laut dan alam yang lebih bersahabat hingga industri cruise line atau wisata dengan pendekatan secara lembut.

4. Perbandingan Kebijakan Keuangan Indonesia dengan Banyak Negara

Poin terakhir adalah Erick berharap setelah selesainya diskusi ini, Indonesia mampu lebih kompetitif dan menjaring lebih banyak investasi ke depannya.

Hal tersebut dilakukan demi pertumbuhan lapangan kerja dan peningkatan ekonomi yang signifikan.***

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: presidenri.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler