Waspadai Cemaran Mikroplastik di Perairan, Serius Mengancam Kesehatan Manusia

- 17 Juni 2022, 15:30 WIB
Ilustrasi - Pencemaran lautan dari sampah plastik yang terurai menjadi mirkoplastik, menjadi ancaman untuk kesehatan manusia
Ilustrasi - Pencemaran lautan dari sampah plastik yang terurai menjadi mirkoplastik, menjadi ancaman untuk kesehatan manusia /Pexels.com/7inchs

RINGTIMES BANYUWANGI - Cemaran mikroplastik menjadi perhatian serius dunia global saat ini.

Pasalnya, walaupun kampanye daur ulang plastik sering digaungkan, sampah plastik tetap berakhir di lautan yang nantinya akan mencemari lautan itu sendiri.

Sampah-sampah plastik ini akan terurai menjadi mikroplastik dan kemudian ikut masuk dalam tubuh hewan air.

Bahkan jumlah sampel ikan di Indonesia yang mengandung mikroplastik 5 kali lipat lebih banyak dibanding di Amerika seperti dilansir dari antaranews.com pada Jumat 17 Juni 2022

Hal tersebut ditandai dengan adanya jenis mikroplastik fiber dan fragmen yang ditemukan banyak bersarang di tubuh ikan. 

Baca Juga: WHO Temukan Virus Cacar Monyet di Dalam Air Mani

Dosen Oseanografi dan Biologi Laut Fakultas Ilmu Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (FMIPA UI) Dr. rer. nat. Mufti Petala Patria mengungkapkan, dalam hasil penelitian di Muara Kamal, didapatkan data satu kerang hijau dapat mengandung 7 hingga 469 partikel mikroplastik.

Kerang hijau adalah salah satu hewan air mengambil makanannya dengan cara menyaring air laut sehingga mikroplastik masuk dalam pencernaannya.

Tak hanya itu, data dari Pusat Riset Geoteknologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional memperkirakan rasio jumlah plastik terhadap ikan laut pada 2025 adalah 1 banding 3, yang artinya laut semakin jenuh dengan limbah mikroplastik.

Jika tidak ada upaya dalam menanggulanginya, maka diprediksi pada tahun 2050 jumlah plastik di lautan lebih banyak daripada ikan-ikan dilautan.

Baca Juga: Taiwan Mengutuk Qatar Akibat Klaim Warganya Sebagai Orang China di Piala Dunia 2022

Hal tersebut menandakan semakin banyaknya produk pangan dari laut yang terkontaminasi mikroplastik.

Mikroplastik dibagi menjadi dua, yaitu mikroplastik sekunder dan mikroplastik primer.

Mikroplastik sekunder berasal dari degradasi plastik sekali pakai yang berukuran lebh besar.

Sedangkan mikropplastik primer adalah partikel plastik yang berukuran sangat kecil, seperti polyerhylene yang terdapat di produk kecantikan.

Ada juga mirkoplastik dalam bentuk serat sintetis sepert polyester atau nylon yang biasnaya digunakan pada bahan pakaina, senar pancing, dan jaring ikan. 

Baca Juga: Setelah Ganja, Thailand Siap Legalkan Pernikahan Sesama Jenis

Semua sampah mikroplastik tersebut yang sudah masuk ke lautan terbawa arus dan menyebar ke seluruh perairan dunia sehingga dapat ditemui dari perairan topis hingga laut Arktik.

Penelitian yang dipublikasikan oleh Institut Alfred Wegener di Pusat Penelitian Kutub dan Kelautan Helmholtz (AWI) Jerman pada April 2022 lalu, menyatakan bahwa kandungan tinggi mikroplastik ditemukan di air, dasar laut, pantai-pantai terpencil, sungai bahkan di es dan salju di seluruh wilayah Arktik.

Lebih lanjut peneltiian itu mengungkapkan, setiap tahun ada 19 sampai 23 juta metrik ton sampah plastik berakhir di sistem perairan dunia.

Bahkan sampah plastik yang terpendam bertahun-tahun di tanah juga menjad tercemar oleh mikroplastik.

Baca Juga: Dilakukan Secara Simultan, Banyuwangi Terus Kampanyekan Jaga Keberlanjutan Sungai

Nyatanya, ada sejumlah sampah plstik yang terurai menjadi mikroplastik yang terikut dalam air resapan tanah.

Sehingga sayuran yang ditanam bekas lahan sampah plastik mengandung mikroplastik.***

Editor: Al Iklas Kurnia Salam

Sumber: antaranews.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah