Sejumlah Orang hingga Wanita Hamil Jadi Korban, Imbas Rudal Hantam Rumah Sakit Bersalin

10 Maret 2022, 18:13 WIB
Sebuah Rumah Sakit Bersalin di Mariupol terkena serangan Udara. /Tangkapan layar YouTube/ Sky News Australia/

RINGTIMES BANYUWANGI - Meski beberapa waktu lalu Rusia telah memberlakukan genjatan senjata atas invasinya terhadap Ukraina.

Akan tetapi, dikabarkan rumah sakit bersalin di Kota Mariupol, Ukraina justru menjadi target rudal milik Rusia.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy pun geram atas serangan Rusia tersebut, dirinya menganggap insiden tersebut sebagai ‘serangan yang kejam’. Dikutip dari Sky News.

Baca Juga: Alasan Dibalik Penolakan AS Terhadap Pengiriman Pesawat ke Ukraina dari Polandia

Gubernur Donetsk mengatakan sebanyak 17 orang, termasuk wanita hamil yang terluka akibat serangan udara itu.

Artikel ini sebelumnya telah terbit di Pikiran-Rakyat.com dengan judul: Rumah Sakit Bersalin di Ukraina Jadi Target Rudal Rusia, Belasan Orang hingga Wanita Hamil Jadi Korban

Dalam video yang buat oleh Sky News, terlihat bangungan rumah sakit telah hancur akibat serangan udara yang terjadi di tengah genjatan senjata.

Tidak hanya itu, dalam video tersebut menampilkan seorang wanita hamil berlumuran darah sedang ditandu untuk menjauh dari lokasi agar mendapatkan penanganan.

Baca Juga: Vladimir Putin Putuskan Perang Pakai Nuklir Bila Makin Marah, CIA Beri Peringatan Keras

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson mengutuk penyerangan itu dan menganggapnya sebagai “penyerangan bejat” karena menargetkan warga sipil. 

Pemerintah Ukraina memastikan bahwa sekira 1.200 warga sipil meninggal di Mariupol akibat invasi yang dilancarkan oleh Rusia selama 14 hari itu.

Walikota Mariupol, Vadym Boychenko mengungkap kebenciannya akibat banyaknya warga sipil yang meninggal di Kotanya.

Baca Juga: Rusia Terbitkan Daftar Resmi Negara Bagian yang Dianggap ‘Tidak Bersahabat’, Mana Saja?

“Saya yakin bahwa waktunya akan tiba ketika semua penjajah ini akan duduk di dermaga di Den Haag. Dan kejahatan perang ini akan dihukum, dan para pelaku akan terbakar di neraka,” ungkapnya.

Dan salah satu anggota dewan Kota Mariupol tidak akan melupakan kekejaman atas invasi yang dilancarkan oleh Rusia.

"Kami tidak akan pernah memaafkan. Kami tidak akan pernah lupa. Tunggu, Mariupol,” katanya.

Baca Juga: Usai Direbut Pasukan Vladimir Putin, PLTN Chernobyl Berhenti Kirim Data ke PBB, Mengapa?

Dikutip dari Reuters, penyerangan di Kota Mariupol oleh Rusia telah memutus pasokan listrik dan air panas di kota tersebut selama 8 hari.

Sehingga banyak warga sipil yang terjebak di kota tersebut, alami kehausan dan kelaparan.

Salah seorang anak perempuan bernama Tanya, dikabarkan meninggal dunia pada Rabu, 9 Maret 2022 kemarin.

Diduga, anak berusia 6 tahun itu meninggal sendirian dalam kondisi dehidrasi dan terjebak di reruntuhan rumahnya, setelah pasukan Rusia menghancurkan bangunan itu dan membunuh ibunya.

Baca Juga: Awalnya Sempat Dipermainkan, Pria Kongo ini Berhasil Nikahi Wanita Kembar Tiga

Wali Kota Mariupol Vadym Boychenko buka suara atas meninggalnya anak kecil bernama Tanya itu.

"Kami tidak bisa mengatakan berapa lama warga Mariupol kami yang kecil dan kuat telah berjuang untuk hidupnya. Kita tidak bisa membayangkan betapa menderitanya seorang anak yang tidak bersalah harus ditanggung,” katanya.

Namun, Reuters menambahkan bahwa informasi itu masih bersifat sepihak, karena pernyataan itu muncul dari pemerintah Ukraina.

Selain itu pemerintah Rusia belum memberikan penjelasan atas kematian anak bernama Tanya itu.

Baca Juga: Keberanian Rakyat Indonesia Menentang Hegemoni AS Membuat Putin Kagum, Pakar Unpad: Kita Bersyukur

Sebelumnya, Mariupol adalah kota Pelabuhan yang berada di tenggara Ukraina.

Kota itu masuk kedalam wilayah regional Donetsk, sebuah wilayah yang jadi sengketa sejak tahun 2014 lalu.*** (Bayu Rekartono/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Shofia Munawaroh

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler