China Mulai Longgarkan Protokol Kesehatan Covid-19, Dua Hajatan Besar Telah Usai

18 Maret 2022, 13:03 WIB
China telah melakukan pelonggaran terhadap protokol kesehatan setelah melewati dua hajatan besar salah satunya Olimpiade Musim Dingin. /PIXABAY/gmshtwjl/

RINGTIMES BANYUWANGI - Otoritas kesehatan China mulai melakukan pelonggaran terhadap kasus Covid-19. Pelonggaran tersebut dilakukan guna menciptakan keseimbangan antara upaya pengendalian dan keberlangsungan aktivitas sehari-hari. 

Dilansir dari ANTARA pada Jumat, 18 Maret 2022, pemerintah China telah mempersingkat batas waktu karantina wajib bagi pasien Covid-19 yang sudah sembuh. Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi beban sumber daya medis yang dibutuhkan pada saat terjadi lonjakan kasus yang sangat parah. 

Dalam kebijakan yang baru, pasien Covid-19 di China yang memiliki gejala ringan akan ditempatkan di fasilitas karantina terpadu, buka lagi di rumah sakit seperti sebelumnya. 

Baca Juga: Pantai Cemara Banyuwangi Terdampak Pandemi Covid-19, Pedagang UMKM Alih Profesi

Selain masa karantina dan fasilitas kesehatan yang berubah, standar kesehatan pasien Covid-19 juga diturunkan sehingga lebih mudah untuk meninggalkan rumah sakit. Hal tersebut tetap diberlakukan meskipun dalam dua pekan terakhir ini negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia itu tengah mengalami lonjakan kasus. 

Pasien yang telah sembuh dan meninggalkan rumah sakit hanya akan dipantau kondisi kesehatannya selama tujuh hari setelah melakukan karantina mandiri di rumah. 

Awalnya negara berpenduduk terbanyak di dunia itu menerapkan wajib karantina 14 hari secara mandiri di rumah bagi pasien yang keluar dari rumah sakit. Namun adanya kebijakan baru membuat masa karantina tersebut dikurangi. 

Baca Juga: Perang di Ukraina Memecah Belah Keluarga Rusia: Keinginan Saya untuk Keluar dari Rumah Semakin Meningkat

Selain itu kebijakan tersebut juga membuat rata-rata masa tinggal di rumah sakit berkurang dari yang awalnya 15 hari menjadi 10 hari sesuai pernyataan dari Kepala Pusat Penyakit Infeksi Menular China Zhang Wenhong dikutip media penyiaran resmi setempat berdasarkan ANTARA.

Sebelumnya otoritas kesehatan di negara dengan penduduk terbanyak itu juga telah mengizinkan masyarakat menggunakan alat tes antigen mandiri yang dijual secara bebas di pasaran. Hal tersebut tentu tidak dilakukan tanpa maksud dan tujuan tertentu. 

Perizinan penggunaan alat tes antigen mandiri itu bertujuan untuk meringankan beban dari klinik atau rumah sakit yang menyediakan tes PCR massal apabila terjadi lonjakan kasus. 

Baca Juga: Lansia Ukraina Tetap Tinggal di Tengah Zona Perang, Gunakan Bantal untuk Menahan Bom: Kami Sangat Lelah

Segala upaya berusaha dilakukan oleh pemerintah setempat untuk mengantisipasi maupun menangani kasus positif yang ada.

Data yang tersedia menurut ANTARA memaparkan bahwa terjadi sebanyak 1.860 kasus lokal dan 1.194 kasus tanpa gejala.

Hingga kini negara tersebut masih menerapkan kebijakan nol kasus Covid-19 secara dinamis. 

Lonjakan kasus Omicron yang terjadi di negara tersebut pada dua pekan terakhir ini telah mewabah ke 28 provinsi termasuk Kota Beijing.

Pelonggaran juga dilakukan sebagai pertanda selesainya dua hajatan besar yaitu Olimpiade Musim Dingin dan Sidang Parlemen Dua Sesi yang sama-sama diselenggarakan di Beijing.***

Editor: Suci Arin Annisa

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler