RINGTIMES BANYUWANGI - Baru-baru ini, dunia dikejutkan dengan seorang pria Kongo yang menikahi kembar tiga identik, dan memutuskan untuk berbagi satu suami karena tak ingin terpisah antara satu sama lain.
Diketahui pria tersebut berusia 32 tahun dan bernama Luwizo, telah menikahi tiga orang wanita sekaligus yaitu Natasha, Natalie, dan Nadege, yang merupakan saudara kembar tiga identik.
Pesta upacara pernikahan mereka berempat pun sempat menjadi berita utama media massa internasional.
Baca Juga: Keberanian Rakyat Indonesia Menentang Hegemoni AS Membuat Putin Kagum, Pakar Unpad: Kita Bersyukur
Setelah awalnya bertemu Natalie di media sosial dan saling jatuh cinta, Luwizo sempat ditipu dan dipermainkan oleh dua saudara kembar lainnya yang ternyata bergantian menemuinya saat kencan.
Artikel ini sebelumnya telah terbit di Pikrian-Rakyat.com dengan judul: Pria Kongo Menikahi Wanita Kembar Tiga Sekaligus, Berawal dari Masa-Masa Kencan yang Dipermainkan
Luwizo mengaku tidak bisa membedakan wajah kembar tiga identik itu hingga mereka semua akhirnya jatuh cinta kepada pria tersebut karena pertemuan yang intens.
Mereka akhirnya mengungkapkan kebenaran soal identitas kembarnya dan pertemuan silih berganti dengan Luwizo sambil menyatakan niat menikahi pria itu bersama-sama.
Baca Juga: Biden Umumkan Larangan Impor Minyak dan Gas Rusia, Tekan Invansi Putin ke Ukraina
“Awalnya dia kaget, ketika kami mengatakan bahwa dia harus menikahi kami semua. Tapi karena kami sudah saling jatuh hati, tak ada yang mau rencana ini batal,” kata Natalie kepada AfriMax.
“Meskipun orang lain menganggap mustahil bagi tiga wanita berbagi satu suami, bagi kami, itu sudah biasa, kami berbagi segalanya sejak kecil,” ujarnya lagi, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari OddityCentral, pada Rabu, 9 Maret 2022.
Natasha, Natalie, dan Nadege selalu berpikir bahwa pernikahan akan menjadi satu-satunya hal yang memisahkan mereka.
Baca Juga: Akibat Invasi Ukraina, Upaya AS dan Inggris Memboikot Minyak dan Gas Rusia Ditolak Tegas oleh Jerman
Namun setelah bertemu Luwizo, mereka menyadari bahwa mereka dapat terus hidup bersama sambil berumah tangga dengan pasangan pilihan mereka.
“Saya hampir pingsan karena terkejut. Setelah mereka mengaku saya bingung, saya tidak bisa menikahi salah-satu gadis dan meninggalkan dua lainnya,” kata Luwizo.
Sayangnya, kebahagiaan pasangan unik tersebut tidak sempurna, sebab orang tua pihak laki-laki membenci gagasan poligami yang dijalankan anaknya.
Keluarga inti terutama orang tua Luwizo bahkan tidak menghadiri upacara pernikahan mereka berempat.
Sementara itu, meski membutuhkan waktu cukup lama untuk memberikan restu, saudara perempuan Luwizo pada akhirnya mendukung keputusan tersebut.
“Awalnya ketika saya dengar kabar itu saya cuma bingung. Meskipun orang tua kami membencinya, Saya dukung keputusan dia,” ucap saudara perempuan Luwizo.***(Siti Aisah Nurhalida Musthafa/Pikiran-Rakyat.com)