Reputasi Rusia di kalangan Muslim Indonesia justru lebih baik.
Radityo Dharmaputra, kandidat doktor dalam ilmu politik di Institut Studi Politik Johan Skytte, Universitas Tartu, Estonia, mengatakan Rusia telah berusaha untuk meningkatkan citranya dalam hubungannya dengan dunia Muslim setelah berakhirnya Perang Chechnya Kedua pada tahun 2000.
"Ada persepsi bahwa Putin lebih pro-Islam daripada AS, meskipun ada noda yang diingat oleh generasi yang lebih tua ketika Rusia menginvasi Chechnya dan ketika Uni Soviet melakukan hal yang sama ke Afghanistan," katanya Radityo.
Sebelumnya, Analis Pertahanan dan Militer Connie Rahakundini Bakrie berpendapat bahwa konflik antara Rusia-Ukraina tak terlepas dari Amerika Serikat.
"Yang the bad guys adalah Amerika Serikat, to be honest, saya harus ngomong kaya begitu karena kaya manas-manasin (antara Rusia dan Ukraina)," kata Connie dalam Youtube Helmy Yahya Bicara pekan lalu.(Julkifli Sinuhaj/Pikiran-Rakyat.com)***