Vladimir Putin Putuskan Perang Pakai Nuklir Bila Makin Marah, CIA Beri Peringatan Keras

- 9 Maret 2022, 21:08 WIB
Ilustrasi. CIA memberikan peringatan keras kepada Rusia. Para pejabat AS khawatir bila Vladimir Putin putuskan pakai senjata nuklir melawan Ukraina.
Ilustrasi. CIA memberikan peringatan keras kepada Rusia. Para pejabat AS khawatir bila Vladimir Putin putuskan pakai senjata nuklir melawan Ukraina. /Maksim Levin/Reuters

RINGTIMES BANYUWANGI – Gencatan senjata antara Rusia yang menginvasi Ukraina masih berlanjut dan semakin panas.

Bagai tak ada penyelesaian, perang Rusia-Ukraina disebut-sebut dapat memasuki babak baru dan semakin mencekam.

Para pejabat AS mulai berbondong-bondong memprediksikan keberlanjutan perang antara Rusia terhadap Ukraina.

Tak sedikit dari pejabat AS yang mengkhawatirkan hal yang lebih buruk bakal terjadi dan dilakukan oleh Rusia kepada Ukraina.

Baca Juga: Usai Direbut Pasukan Vladimir Putin, PLTN Chernobyl Berhenti Kirim Data ke PBB, Mengapa?

Hal buruk tersebut berkaitan dengan senjata nuklir yang bisa saja digunakan oleh pasukan Vladimir Putin untuk menyerang Ukraina.

Bahkan ada pejabat AS yang mengaku khawatir dengan Vladimir Putin yang mungkin memutuskan menggunakan senjata nuklir bila dirinya semakin marah.

Selama perang dua minggu terakhir, Ukraina terus memberi perlawanan sengit kepada Rusia, termasuk Volodymyr Zelenskyy yang berupaya mencari bantuan.

Meski bantuan susah terwujud untuk Ukraina, terlebih Rusia terus memberi peringatan tentang pembalasan setimpal pada negara manapun yang ikut campur perang itu.

Baca Juga: Keberanian Rakyat Indonesia Menentang Hegemoni AS Membuat Putin Kagum, Pakar Unpad: Kita Bersyukur

Baru-baru ini, Direktur CIA William Burn mengatakan peringatan soal doktrin militer Rusia akan mengarah pada penggunaan senjata nuklir.

"Anda tahu, doktrin Rusia menyatakan bahwa Anda meningkatkan ke de-eskalasi, dan jadi saya pikir risikonya akan meningkat, menurut doktrin," ujar William Burn, seperti dikutip dari Mirror UK.

Sedangkan, mantan pejabat AS yang menjadi senior Gedung Putih yang akrab dengan nuklir mengatakan bahwa risiko Rusia menggunakan nuklir untuk perang semakin meningkat, yang mana ini menjadi motivasi Vladimir Putin.

"[Amerika Serikat] memiliki senjata yang lebih baru untuk mencegah konflik konvensional…Rusia memiliki senjata nuklir sebagai bagian dari rencana pertempuran perang," jelasnya.

Baca Juga: Salah Satu Orang Indonesia Ungkap Alasannya Dukung Invasi Rusia ke Ukraina: Vladimir Putin Pro-Islam

Lebih lanjut, mantan pejabat AS itu menilai kemungkinan penggunaan nuklir bisa terjadi karena perang Rusia di Ukraina terus berkepanjangan hingga rencana memasang rezim boneka bisa gagal dengan situasi ini.

"Barat mungkin atau mungkin tidak terus mempersenjatai pemberontakan Ukraina dan [Putin] mungkin memutuskan, 'Oke. Saya akan meledakkan bom di suatu tempat di Ukraina barat untuk mengirim pesan bahwa saya telah melewati ambang batas nuklir, dan Anda bisa mengikutiku jika kau mau," bebernya

Terkait dengan penggunaan senjata nuklir dalam perang di Ukraina, Letnan Jenderal Scott Berrier selaku direktu Badan Intelejen Pertahanan Pentagon menilai Rusia sudah berhasil memodernisasi peralatan militernya, terutama memasukkan nuklir dalam senjata terbaru.

Baca Juga: Biden Umumkan Larangan Impor Minyak dan Gas Rusia, Tekan Invansi Putin ke Ukraina

Dikutip Ringtimesbanyuwangi.com dari berita Depok.Pikiran-Rakyat.com berjudul "CIA Beri Peringatan Soal Rusia akan Pakai Senjata Nuklir dalam Perang di Ukraina: Putin Bisa Memutuskan..."

"Putin telah berinvestasi dalam senjata nuklir taktis," kata Berrier.

"Saya percaya bahwa dia berpikir itu memberinya keuntungan asimetris," tambahnya.

Sementara itu, Rusia kembali dituduh tidak membawa pulang jasad tentara yang jatuh sebagai korban peran, seperti disampaikan Iryna Vereshchuk selaku Wakil Perdana Menteri Rusia.

"Jelas, percaya bahwa mayat prajurit Federasi Rusia tidak layak untuk kembali ke tanah air mereka dan dikuburkan secara manusiawi," ujarnya.

Baca Juga: Vladimir Putin Sebut Akan Lanjutkan Invasi, Kecuali Jika Ukraina Nyatakan 'Menyerah'

"Mereka meninggalkan orang mati mereka di sini di Ukraina tanpa hak untuk dimakamkan di Federasi Rusia untuk satu tujuan: untuk mencegah ibu Rusia, istri dan anak perempuan dari belajar tentang skala sebenarnya dari perang yang dilancarkan oleh Vladimir Putin, ribuan tewas dan keruntuhan yang ditunggu Rusia jika perang ini berlanjut untuk beberapa waktu ke depan," jelasnya.

"Kekejaman seperti itu terhadap orang-orang kami, tentu saja, mengejutkan kami. Tetapi mereka tidak menghentikan tentara kami. Kami berada di tanah kami," pungkasnya.***(Khairunnisa Fauzatul A/Depok.Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Suci Arin Annisa

Sumber: Depok.pikiran-rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah